Rabu, 28 November 2012

service dan tune up engin


TUNE-UP MESIN

Beberapa bagian yang biasa diperiksa dalam pekerjaan tune-up mesin adalah sistem pendinginan, tali kipas, saringan udara, batere, oli, busi, kabel tegangan tinggi, celah katup, karburator, putaran oli dan tekanan kompresi.
a. Sistem pendinginan
Periksa tinggi air pendingin pada tangki cadangan. Jika kurang, isi hingga garis FULL.
b. Periksa kualitas air pendingin. Apakah menimbulkan karat, tercampur olii atau kotoran? Ganti air pendingin jika perlu.
c. Periksa kembali isi radiator terutama kisi kisinya dan selang-selangnya.
d. Periksa klem selang. Bila longgar, kencangkan.
e. Periksa apakah ada kebocoran pada pompa air, inti radiator
(core) atau longgarnya penguras air.
e. Periksa cara kerja tutup radiator.
Dengan menggunakan alat test tutup radiator, periksa tegangan pegas dan kedudukan katup vakum dari tutup radiator. Tutup harus diganti, jika tutup membuka pada tekanan di bawah angka spesifikasi atau jika tutup rusak
rusak.
Tali kipas
a. Periksa tali kipas belt dari keausan, retak, dan ketegangan. Ganti bila perlu
b. Pastikan tali kipas terpasang baik pada puli
c. Periksa kelenturan tali kipas dengan memberikan tekanan sebesar
98N (10 kg) di tengah•tengah antara kedua puli. Stel bila perlu
Penyetelan :
- Bila perlu kendorkan baut dudukan alternator dan bautnya
- Gerakan alternator kedalam dan keluar untuk menyetel
- Setelah itu kencangkan baut
Saringan udara
a. Buka elemen saringan udara
Catatan:
Usahakan agar tidak ada kotoran atau benda lain masuk ke dalam karburator
b. Untuk membersihkan etemen, hembuskan udara bertekanan
dari sebelah dalam.
c. Jika elemen koyak atau terlalu kotor, ganti dengan yang
baru
4. Batere
a. Periksa batere dari kemungkinan penyangga batere berat, hubungan terminal longgar, terminal berkarat atau rusak, batere rusak, atau bocor.
b. Periksa batas air aki harus antara batas atas dan batas bawah
(maks. dan min. level).
c. Jika di bawah min, tambahkan air aki sampai batas min, jangan lebih.
d. Periksa berat jenis elektrolit dengan hidrometer. Berat jenis
1,25 – 1,27 pada 20°C.
c. Periksa banyaknya elektrolit pada setiap sel, Jika tidak berada
pada ketinggian yang semestinya isilah dengan air suling.
Oli mesin
a. Tinggi oli harus berada pada antara L, dan jika lebih rendah, periksa kemungkinan ada kebocoran lalu tambah oli. hingga tanda F. Gunakan oli API service SE.
b. Periksa oli kemungkinan sudah kotor, kemasukan air atau berubah warna.
Mengganti saringan oli
a. Buka saringan oli.

b. Untuk memasang saringan oli, beri beberapa tetes oli mesin pada pada gasternya. Setelah itu kencangkan dengan tangan
c. Setelah mesin dihidupkan, periksa oli dari kemungkinan terdapat kebocoran dan periksa kembali tinggi oli.
Busi
a. Periksa elektroda tengah setiap busi dari pengikisan, atau porselinnya retak. Ganti bila perlu.
b. Bersihkan busi dengan amplas atau sikat kawat halus dipakai lagi
c. Stel celah busi dengan membengkokkan elektroda massanya
Catatan :
Gunakan feeler gauge kawat umuk mendapatkan keakuratan
pengukuran
Perhatian :
- Jangan menarik kabel busi waktu membukanya.
- Waktu memasang busi baru atau lama oleskan compound anti aus atau sejenisnya pada drat busi.
Memeriksa kabel tegangan tinggi
a. Lepaskan kabel. Pada waktu melepas kabel busi, tariklah dengan memegang bagian ujung kabelnya, jangan memegang pada bagian tengah kabel.
b. Periksa tahanan kabel. Tahanan kabel kurang dari 25 kiOHM perkabel
Distributor
a. Periksa tutup distributor dan rotor dari kemungkinan:
- Retak, berkarat, terbakar atau lubang kabel kotor.
- Terminal elektroda terbakar.
- Pegas bagian tengah lemah.
b. Periksa dan stel celah platina atau celah udara.
- Jika platina terbakar atau berlubang lubang, platina harus diganti.
- Stel celah platina dengan pegas penahan. Celah blok 0,45 mm.
- Stel celah udara antara rotor proyeksi koil, Celah udara 0,2 – 074 mm.
c. Periksa sudut dwell dengan tester.
d. Periksa saat pengapian.
- Setel putaran mesin pada putaran idle. Oktan selektor
harus distel pada posisi standar. Saat pengapian pada maksimum 950 RPM 8drajat sebelum TMA.
d. Periksa saat pengapian.
- Stel putaran mesin pada putaran idle. Oktan selektor harus distel pada posisi standar. Saat pengapian pada maksimum 950 RPM 8drajat sebelum TMA.
- Cocokkan tanda-tanda waktu dengan memutar body distributor. Saat pengapian 8° sebelum TMA.
Perhatian:
Jangan distel dengan oktan selektor
e. Periksa cara kerja governor.
- Rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar searah jarum jam dan dilepas. Rotor tidak boleh terlalu longgar.
- Hidupkan mesin dan lepaskan selang dari distributor. Tanda waktu berubah sesuai dengan putaran mesin.
Penyetelan celah katup
a. Panaskan mesin kemudian matikan.
b. Stel silinder No. 1 Pada TMA atau titik mati ams (kompresi).
c. Kencangkan kembali baut-baut kepala silinder dan penunjang batang penumbuk katup (rocker arm).
d. Stal celah katup. Celah katup diukur di antara batang katup dan lengan rocker. Yang distel hanya katup yang ditunju oleh panah saja.
Celah katup:
Hisap : 0,20mm
Buaug : 0,30 mm
e. Putarlah poros engkol (cranshat) 3.600.
f. Stel katup-katup lain yang ditunjukkan oleh panah.
Penyetelan putaran rendah (idle) pada karburator
Cara 1:
a. Lepaskan sumbat pada saluran isap dan pasang vacuum gauge.
b. Sambungkan tachometer pada koil pengapian.
c. Hidupkan mesin sampai suhu kerja normal.
d. Saat mesin stasioner, putar skrup setelah angin ke dalam dan keluar sampai diperoleh putaran terbaik dengan tingkat kevakuman minimum 430 mm Hg.
e. Putarlah sekrup setelah stasioner untuk menyetelnya.
f. Lepaskan vacuum gauge dan pasang sumbat kembali.
Cara 2:
a. Hidupkan mesin.
b. Stel hingga putaran maksimum dengan memutar sekrup penyetel putaran idle.
c. Stel putaran campuran idle dengan memutar sekrup penyetel putaran idle. Putaran campuran idle kurang lebih 800 rpm
d. Teruskan penyetelan (b) dan (c) sampai dapat putaran maksimum yang paling optimal, tidak bergantung banyaknya memutar sekrup penyetel putaran idle. Putaran idle 750 kurang lebih 50 rpm.
Untuk penyetelan bagian karburator lainnya, lihat pembahasan khusus karburator.
Pemeriksaan tekanan kompresi
a. Pastikan oli mesin cukup dan aki punya setrum penuh.
b. Panaskan mesiu sampai suhu kerja normal. Matikan mesin.
c. Lepaskan semua besi.
d. Pasang alat ukur kompresi pada lubang busi silinder no.1.
e. Injak pedal gas sampai habis.
f. Start mesin hingga tekanan kompresi hingga nilai tertinggi.
g. Lakukan tes yang sama pada silinder lainnya.
Tekanan kompresi,
standar : 11 kg/cm2
limit : 9,0 kg/cm2
h. Bila rendah atau tidak rata, lakukan tes ulang setelah menuangkan oli ke silinder yang nilai kompresinya paling rendah
- Bila tekanan kompresi naik, berarti ring pinion atau silinder aus.
- Bila tekanan tidak naik, tandanya permukaan klep pada kepala silinder tidak rapat.
- Bila dua silinder yang berdekatan tekanannya tidak naik, kemungkinan penyebabnya adalah gasket kepala silinder diantara kedua silinder itu bocor
MERAKIT SUSPENSI BELAKANG
Susunan komposisi suspensi belakang
Gambar 14.80. Susunan suspensi belakang Toyota Kijang
Melepas peredam kejut dan pegas daun
a. Dongkrak dan topang kendaraan
b. Topang rumah poros. Dongkrak rumah poros sampai pegas daun
menjadi bebas dan tahan pada posisi tersebut.
c. Lepas roda belakang.
d. Lepas peredam kejut belakang.
1) Lepas peredam kejut dari bodi.
Gambar 14.81
2) Lepas peredam kejut dari dudukan pegas.
Gambar 14. 82
e. Lepas baut-U.
1) Lepas empat mur dan cincin bersama dudukan pegas
2) Lepas dua baut-U dan dudukan atas.
Gambar 14. 83
f. Lepas pegas daun.
1) Lepas bracket kabel rem parkir dari pegas daun.
Gambar 14.84
2) Lepas mur pen bracket pegas.
Gambar 14.85
3) Lepas baut pembatas pen bracket pegas dan lepas pen bracket.
4) Lepas mur shackle dan baut, lepas plat shackle.
5) Lepas pegas daun dari rumah poros.
Gambar 14.86
g. Lepas bushing dari pegas.
Gambar 14.87
Mengganti pegas daun
a. Longgarkan klip pegas, menggunakan pahat, ungkit pegas daun,
dan klip.
Gambar 14.88
b. Lepas baut tengah (center bolt). Tahan pegas di dekat baut tengah
pada ragum dan lepas baut tengah.
Gambar 14.89
c. Ganti klip pegas.
1) Borlah kepala paku keling dan keluarkan paku keling.
2) Pasang paku keling baru pada lubang pegas daun dan klip
kemudian kelinglah dengan hidrolik pres.
Gambar 14.90
d. Pasang baut tengah (center bolt).
1) Tepatkan Iubang pegas daun dan jepitlah pegas daun pada
ragum
2) Pasang dan kencangkan baut tengah. Momen 450 kg.cm
(44 Nm)
Gambar 14.91
e. Bengkokkan klip pegas menggunakan palu. Bengkokan klip
pegas pada posisinya.
Gambar 14.92
Pemasangan pegas daun dan peredam kejut
a. Pasang bushing pada pegas daun.
b. Pasang pegas daun.
1) Pasang dudukan atas pegas pada pegas daun.
2) Letakkan pegas daun pada rumah pores.
Gambar 14.93
3) Pasang ujung depan pegas daun pada gantungan depan
pasang pen bracket. Pasang sementara pen bracket.
4) Pasang baut pembatas pen bracket. Momen 130 kg.
Gambar 14.94
5) Pasang ujung belakang pegas daun pada bracket belakang
dan pasang pen shackle.
6) Pasang plat dan sementara pasang mur dan baut.
Gambar 14. 95
7) Pasang bracket kabel rem parkir pada pegas daun.
Gambar 14. 96
c. Pasang baut-U.
1) Pasang dua baut-U pada dudukan atas.
2) Pasang dudukan pegas dan kencangkan empat mur pengikat.
Momen 830 kg.cm (81 Nm).
Gambar 14.97
Catatan: Kencangkan baut-U sedemikian, sehingga panjang
baut-U yang di bawah dudukan pegas sama.
Gumbar 14.98
d. Pasang peredam kejut belakang.
1) Pasang peredam kejut pada rangka dengan baut. Momen 260 kg.cm (25 Nm).
Gambar 14. 99
2) Pasang peredam kejut pada dudukan pegas dengan baut,
Momen 260 kg.cm (25 Nm).
Gambar 14.100
e. Pasang roda dan turunkan kendaraan.
f. Stabilkan suspensi. Ayunkan kendaraan untuk menstabilkan suspensi.
Gambar 14.101
Kencangkan pen bracket pegas dan pen shackle.
1) Kencangkan pen bracket. Momen 930 kg.cm (91 Nm).
Gambar 14.102
2) Kencangkan mur pen shackle dan baut. Momen 930 kg.cm (91 Nm).
Gambar 14.103
MERAKIT KEMBALI
Catatan:
- Pastikan semua komponen yang akan dirakit (dipasang) sudah dalam keadaan bersih.
- Beri oli mesin yang bersih pada semua bagian yang meluncur dan berputar sebelum perakitan dimulai.
1. Merakit piston dan batang piston
a. Atur lubang oli di ujung besar batang piston posisi tandanya
berlawanan dengan tanda F (Front = depan) pada piston. Lihat
tanda panah.
b. Oleskan oli mesin di luar pasak piston.
c. Pasang pasak piston ke piston dan setang piston.
2. Memasang ring piston
a. Pasangkan ketiga ring oli pada piston.
1) Bubuhkan oli mesin pada spacer ring oli dan relnya
2) Pasanglah spacer ring oli. Ujungnya menghadap ke atas:
Catatan:
- Rel atas dan bawah sama
- Rel itu bisa dipasang bolak-balik.
3) Pasang rel atas dan bawah.
b. Pastikan kedua rel dipisahkan oleh tekanan spacer. Dapat diputar
dengan ringan bolak balik
Perhatian:
- Ring atas harus tanda R menghadup ke atas
- Ring kedua harus dipasang dengan pengaruh menghadap ke bawah.
c. Berikan oli mesin pada ring piston paling atas dan kedua.
d. Pasangkan ring kedua pada piston. Setelah itu ring piston paling
atas. Gunakan alat per ring piston (diiual secara bebas).
e. Aturlah posisi celah ujung ring seperti pada gambar.
3. Memasang piston dan batang piston
Perhatian:
Jurnal crankpin jangan sampai rusak
a. Berikan oli mesin pada dinding silinder, piston, dan ring piston.
b. Periksa ring piston
c. Masukan piston kedalam blog silinder dengan tanda F menghadap ke depan mesin. Gunakan alat penekan ring piston (dijual secara bebas)
4. Memasang poros engkol
a. Bersihkan kotoran dan oli dari jurnal dan metal.
Perhatian :
- Pasanglah alur atas metal duduk pada blok silinder
- Pasanglah metal bulan dengan alur oli menghadap ke arah kruk as
b. Pasang metal duduk atas dan metal bulan.
c. Pasang poros engkol pada blok silinder. Perhatikan metal
bulan tidak salah pasang.
d. Tarik batang piston ke bawah dan rapatkan ke crankpin.
Oleskan gemuk pada bibir seal dan pasanglah seal aki di belakang poros engkol
5. Memasang metal duduk
a. Pasang metal duduk bawah pada tutup metal.
b. Pasang metal bulan bawah pada tutup metal duduk belakang.
c. Pasang tutup metal duduk pada blok siliuder dan pasangkan seal samping ke alumya, pada salah satu sisi tutup metal duduk belakang
Catatan :
- Masing masing tutup metal duduk ditandai nomor posisinya (1 – 4)
- Seal samping harus dipasang: bagian yang lebih lebarnya
menghadap ke sisi mesin.
- Kencangkan baut-baut sesuai dengan momen pengencangan yang ditentukun
6. Memasang tutup metal batang piston
a. Pasang metal batang piston pada tutupnya masing-masing.
b. Beri oli mesin pada permukaan metal dan setang piston.
c. Pasang tutup pada stang piston sesuai dengan nomor tandanya.
d. Kencangkan baut baut sesuai dengan pengencangan yang ditentukan.
e. Putarkan poros engkol dan pastikan dapat diputar sccara ringan.
7. Memasang pompa oli
a. Masukkan as pompa oli dan rotornya ke dalam blok silinder.
b. Pasamg tutup pompa pada blok silinder dan kencangkan.
c. Pasanglah asket dan strainer (tapisan) oli pada tutup sambung
pipa bias stariuer pada blok silinder.
d. Ujilah fungsi kerja pompa oli isi lubang masuk pompa dengan mesin dan diputar pompa agar oli mengalir ke seluruh pompa.
8. Memasang rantai timing dan sproket•
a. Pasang komponen berikut pada nokken as.
b. Pasang rantai timing ke sproket kruk as dan sproket nokken
Tanda sejajar harus segaris seperti pada gambar samping.
c. Hati-hati jangan keliru menghubungkan rantai timing, sproket truk as dan nokken as.
d. Pasang spaser pada kruk as.
e. Luruskan alur pasak pada kruk as dan sproket dan setelah itu pasang
9. Memasang rantai pompa sproket
a. Pasang pasak pada poros pompa oli.
b. Pasang rantai pemutar pada sproket poros engkol dan sproket
pompa oli. Kemudian pasang ke poros pompa oli dan poros engkol. Luruskam pasaknya.
c. Kencangkan mur sproket pompa oli dan bengkokkan ujung ringnya
d. Pasang stelan rantai.
e. Masukkan spacer dan pasang oli silinger pada kruk as dengan bibimya menghadap keluar.
f. Berikan oli mesin pada rantai dan sproketnya.
10. Memasang pemandu dan peredam getaran rantai
a. Tekan per tensioner dengan obeng dan putar sine-pin, searah
jarum jam hingga per mengunci.
Catatan:
Jangan lupa mengendorkan slide-pin setelah diproses
b. Pasanglah gasket di samping kiri blok silinder.
c. Pasang pemandu rantai dan peredam getarannya sesuai posisinya
Kencangkan baut-bautnya.
11. Memasang tutup rantai timing
a. Pasang seal oli pada tutup rantai timing dan oleskan gemuk pada bibir seal oli
b. Dasar gasket di kanan blok siiinder.
c. Pasangkan tutup timing pada blok, Iuruskan dowel’pin (pasak)
Kencangkan baut-bautnya.
Catatan:
Potong sisa-sisa gasket yang menonjol pada tutup rantai dan
permukaan dudukan bak oli dan kap silinder
12. Memasang bak oli
a. Bersihkan permukaan gasket pada blok silinder dan bak oli.
b. Beri silikon sealer pada blok silinder.
c. Pasang gasket bam pada blok silinder.
d. Pasang bak oli dan kencangkan baut-bautnya sedikit demi sedikit dan merata.
13. Merakit kopling
Lihat penjelasan memeriksa kopling
14. Puli poros engkol
a. Tahan roda gila dengan penahan roda gila.
b. Pasang pasak dan puli poros engkol pada poros engkol.
c. Kencangkan baut puli.
15. Memasang kepala silinder
a. Tahan sproket poros kam dan rantai kuat-kuat dengan satu tangan
dan puter blok silinder menghadap ke atas.
b. Pasang sproket poms kam dan rantai di atas slipper blade dan
peredam getaran.
Catatan:
Pastikan tanda timing pada sproket poros kam dan rantai timing
c. Tempatkan gasket kepala silinder baru pada Blok silinder.
Catatan:
Jangan oleskan sealer pada permukaan gasket kepala silinder
d. Pasang kepala silinder pada blok dan luruskan dowel pain (pasaknya)
16. Memasang poros kam (camshuft)
a. Oleskan oli mesin pada permukaan penopang poros kam pada silinder.
b. Pasang poros kam dan masukkan ke sproket. Kemudian pasang poros kam ke kepala silinder.
17. Merakit tuas katup (rocker arm) dan porosnya
a. Rakit tuas katup dan porosnya seperti gambar berikut.
b. Hadapkan permukaan rata tappet ball pada setiap tuas katup
c. Oleskan oli mesin dan cuping nokken as.
d. Pasang tuas katup yang telah dirakit ke kop silinder.
e. Pasang baut-baut kop silinder (da|am keadaan longgar). Pergeseran setiap tuas katup buang adalah 1 mm dari titik tengah batang klep yang menghadap ke dcpan mesin dengan cara menggeser penopang tuas.
f. Kencangkan baut kepala silinder tiga tahap secara berurutan seperti urutan Catatan:
Jangan kencangkan baut kop silinder sekaligus.
g. Kencangkan baut yang menghubungkan kepala silinder dan tutup.
h. Pasang spacer dan gigi pemutar distributor. Luruskan pasaknya:
i. Kencangkan mur pengunci dan bengkokkan cuping ring plat.
j. Ukur speling nokken
18. Memasang saringan oli
a. Pakai kain lap untuk membarsihkan permukaan pada mesin.
b. Oleskan oli mesin bersih ke karat seal saringan oli baru.
c. Pasang saringan oli dan kencangkan dengan tangan hingga seal karatnya menyentuh permukaan dudukan.
d. Kencangkan saringan oli setelah mesin hidup.
e. Periksa kocoboran oli setelah mesin hidup.
f. Periksa jumlah oli dan tambah bila perlu.
19. Memasang pompa bensin
a. Masukkan pendorong seperti yang ditunjukkan gambar, dan pasanglah sumbatnya.
b. Pasang gasket, insulator, dan gasket lain pada blok, kemudian pasang pompa bensin.
c. Kencangkan bautnya.
20. Memasang saluran isap
a. Pasang gasket pada kepala silinder.
b. Pasang saluran isap pada kepala silinder dan kencangkan murmurnya
21. Memasang karburutor
a. Pasang gasket, insulator, gasket, dan karburator secara berurutan,
b. Kencangkan mur-mur nya.
22. Memasang termostat
a. Masukkan termostat ke saluran isap,
b. Pasang gasket termostat dan tutupnya.
c. Kencangkan baut-bautnya.
23. Memasang distributor
a. Putar poros engkol menurut putarannya hingga silinder no. I
pada l2° TMA, saat langkah kompresi. Tanda garis pertama puli
poros engkol segaris dengan jarum pada tutup rantai timing.
b. Luruskan tanda pada rumah distributor dan gigi pemutarnya.
c. Masukkan distributor ke kop silinder dan hubungkan gigi-giginya.
d. Pasangkan tutup distributor.
e. Kencangkan pengikat distributor.
24. Memasang pompa air
a. Pasang gasket baru pada tutup rantai timing bersama pompa air
b. Pasang tangkai penyetel alternator
c. Kencangkan mur murnya
25. Memusang kipas pendingin.
a. Pasang puli dan kipas pada bos pulley pompa air.
b. Kencangkan baut-bautnya.
26. Penyetelan rantai timing
Gunakan obeng melalui rongga kop silinder, putar peluncur tensioner rantai melawan arah jarum jam untuk mengendurkan lengan penyetelnya
27. Penyetelan celah katup
Lihat penyetelan katup pada tune-up mesin
28. Memasang tutup tuas katup
a. Pasang oli setengah lingkaran di depan dan belakang silinder
dengan tanda “OUT” menghadap keluar.
b. Pasang gasket pada tutup tuas katup.
c. Pasang tutup tuas katup pada kepala silinder dan kencangkan bautnya
Memasang kembali mesin ke mobil
Langkah-langkah pemasamgan mesin adalah kebalikan dari melepasnya. Setelah mesin terpasang lakukan langkah berikut:
a. lsilah radiator dengan air bersih;
b. lsikan oli ke karter sesuai spesifikasi.
c. Hidupkan mesin dan periksa kebocoran oli dan air.
d. Lakukan tune-up sesuai ketentuannya.
PELAKSANAAN PERAWATAN BERKALA
1. Baut kepala silinder
Kencangkan satu per satu baut kap silinder sesuai urutan yang di tunjukkan pada gambar 5.3. Lihat spesifikasi momen pengencangan menurut model mesin yang diservis momen pengencangan
2. Celah katup
Periksa celah katup dengan feeler gauge. Lihat spesifikasi celah katup menurut modal mesin yang diservis
- Celah katup isap = . . .
- Cclah katup buang = ….
Lihat prosedur lebih jelas pada tune-up mesin
3. Mur saluran isap dan buang
Kencangkan mur saluran isap dan buang
Momen pengencangan lihat spesifikasi servis pada lampiran buku ini.
4. Tali kipus (drive belt)
a. Periksa keretakan atau cacat tali kipas.
b. Stel atau ganti bila perlu.
c. Periksa kelenturan tali kipas antara pompa air • alternator dengan menekan beban 10 kg.
5. Mengganti oli mesin
a. Panaskan mesin.
b. Buka tutup pengisi oli mesin agar oli mudah keluar. .
c. Buka sumbat buang keluar pada karter.
d. Isi oli mesin sampai mcncapai tanda F pada stick ukur oli
Gunakan oli standar SAE yang diijinkan.
Catatan:
Setelah mésin dihidupkan, periksa jumlah oli dan periksa
kebocoran pada sumbat buangan.
6. Mengganti saringan oli
Untuk memasang saringan oli, beri beberapa tetes oli mesin pada
gasketnya. Setelah itu kencangkan dengan tangan.
7. Sistem pendinginan
a. Periksa cacat sobek dan kebocoran selang radiator.
b. Periksa cara kerja tutup radiator dengan memberikan tekanan
103 Kpa (1,05 kg/cm2 15 psi). Gunakan tutup radiator.
Catatan:
- Jangan memberikan tekanan Iebih dari 103 Kpa (1,05 kg/cm2 15 psi)
Peringatan:
- Jangan lepas tutup radiator ketika mesin panas.
- Bungkus tutup radiator dengan kain tebal waktu membukanya
- Waktu membuka tutup radiator kendurkan perlahan-Iahan
sampai ke atas. Setelah itu tunggu hingga tekanannya berkurang dan baru dibuka tutup radiator.
8. Mengganti air pendingin
a. Buanglah air pendingin mesin dengan melepas sumbat buangan radiator.
b. Isikan air pendingin yang baru. Pastikan air yang diisikan bersih (jernih).
9. Elemen saringan udara
a. Periksa elemen saringan udara. Bersihkan bila terdapat kotoran atau debu dengan semprotan udara.
b. Gantilah elemen tersebut bila kondisinya sudah rusak.
10. AIiran bensin
a. Periksa sistem penyaluran bensin pada setiap sambungan nya dari kebocoran. Kalau ada yang basah atau kotor berarti ada kebocoran pada sambungan tersebut.
b. Ganti bila selang klemnya rusak.
11. Mengganti saringan bensin
Pasang saringan bensin sesuai arah aliran yang benar.
12. Platina Distributor
a. Periksa permukaan platina. Bila tidak rata gosok dengan ampelas atau kikir platina.
b. Periksa kelurusan bagian yang bersentuhan. Stel platina jika perlu. Cara penyetelan platina lihat tune-up mesin.
13. A k i
a. Periksa jumlah air aki. Jumlah air aki harus berada di antara lower level (min) dan upper level (max). Bila kurang tambahkan dengan air suling.
b. Periksa berat jenis aki dengan hidrometer. Lihat cara memeriksa berat jenis dan kondisi aki pada tune—up mesin
14. B u s i
a. Periksa busi dari kebakaran, elektrodanya menipis, berkerak, dan porselinnya retak.
b. Ukur celah busi ; stel atau ganti jika perlu.
15. Saat pengapian
Periksa saat pengapian. Lihat prosedur pemeriksaan dan penyetelan saat pengapian pada tune-up mesin
16. Mekanisme karburator
Periksa mekanisme karburator. Cara pemeriksaan dan penyetelan
mekanisme karburator diuraikan pada tune-up mesin
17. Minyak, selang, dan sambungan rem
Periksa saluran minyak rem apakah pemasangan dan sambungannya benar. Jangan ada kebocoran, retak, Iuka, lecet, tergores atau cacat Iain pada saluran dan sambungan.
18. Minyak rem
Pastikan minyak rem selalu mendekati garis “MAX” pada tabung
cadangan, bila perlu tambahkan minyak rem sampai tanda garis “MAX”
19. Pedal rem
a. Periksa gerakan pedal rem.
b. Ukur ketinggian pedal. Bila perlu, sertai ketinggian pedal
dengan memutar saklar lampu rem, kemudian kencangkan mumya.
c. Ukurlah flens (spelling) pedal. Bila perlu stel dengan memutar push rod (pendorong) kemudian kencangkam mur penguncinya
20. Pedal kopling
a. Periksa keringanan gerakan pedal kopling
b. Ukur ketinggian pedal. Bila perlu stel dengan memutarkan stopemya, setelah itu kencangkan mur penguncinya.
c. Kendorkan mur pengunci dan stel speling garpu kopling. Setelah itu kencangkan mur penguncinya.
21. Rem cakram
a. Periksa kerja kaliper dari kemungkinan bocor.
b. Periksa keausan pad (bantalan).
c. Periksa kondisi dan ketebalan piringan rel
22. Rem tromol
a. Periksa kebocoran sllinder roda.
b. Periksa keausan dan kerusakan kanvas rem.
c. Periksa kondisi dan ukuran permukaan dalam dan diameter
tromol. Batas ketebalan kanvas rem: 1,0 mm.
23. Unit power brake dan selang rem
a. Periksa sambungan selang vakum dan ‘check’ valve dari keretakan.
b. Periksa power brake. Untuk memerikanya, injaklah pedal rem, berulang-ulang hingga gerakan pedal tidak berubah. Kemudian sambil menginjak pedal rem, star mesin. Saat itu pedal rem harus bergerak ke bawah sedikit.
24. Rem tangan
a. Tariklah tongkat rem tangan dengan kekuatan 10 kg. Ukurlah tongkat tersebut.
b. Bila perlu stel langkah tongkat tersebut dengan memutar mur penyetel.
25. Gerakan kemudi dan gear-housing
a. Periksa speling kemudi.
b. Periksa kerja sistem kemudi dan kelonggaran gear housingnya
c. Periksa kebocoran minyak kemudi pada gear housing dari Iumpur yang menempel padanya
26. Mekanisme kemudi
Periksa kerusakan dan kelonggaran mekanisme setir. Periksalah keadaannya sebagai berikut:
a. Tidak ada bergerak berlebihan pada ujung tie-rod.
b. Karat pelindung tidak rusak.
c. Ujung-ujung tie-rod tidak longgar dan gemuk berceceran.
27. Oli transmisi
a. Periksa kebocoran oli transmisi. Bila ditemukan kebocoran,cari penyebab dan perbaiki.
b. Buka tutup lubang perigi. Periksa oli transmisi. mencapai bagian bawah lubang gerigi tersebut.
28. Gemuk pada bearing roda•
a. Lepas hub bearing luar dan dalam.
b. Bersihkan bearing dengan pelarut dan semprot dengan kompresor hingga bersih.
c. Periksa kerusakan bearing dan hub. Ganti bila perlu.
d. Beri gemuk lithium untuk part-part berikut:
- Permukaan yang berputar pada bearing.
- Antara bearing dan oil seal.
- Bibir oil seal.
- Tutup gemuk.
29. Oli aksel belakang
a. Dengan melihat, periksa kebocoran oli pada aksel belakang, bila perlu ditemukan bocor, cari penyebabnya dan perbaiki.
b. Buka tutup lubang pengisi dan periksa oli sampai ke ujung bawah lubang tersebut.
30. Pemeriksaan ball joint suspensi
Periksa ball joint dam kerusakan kelonggaran atau kebocoran.
31. Pengencangan baut dan mur pada casis dan bodi
a. Kencangkan semua baut dudukan mesin.
b. Kencangkan kembali baut dan mur yang kendur
suspensi depan dan belakang sesuai spesifikasi.
c. Periksa mur roda. Bila perlu kencangkan dengan moment
pengencangan 9 – 11 kgm.
PETUNJUK UMUM PERAWATAN DAN REPARASI
Beberapa hal yang harus selalu diperhatikan dalam kegiatan
perawatan dan reparasi adalah sebagai berikut:
1. Pakailah selalu pelindung spatbor (fender), tempat duduk dan
lantai agar mobil mobil tetap bersih dan terhindar dari kerusakan
2. Bila mobil perlu didongkrak, siapkan dahulu ganjal roda, tempat dongkrak,
dan penopang pada posisi yang tepat
SISTEM PENGISIAN
Batere dengan kapasitas tertentu, tidak memungkinkan dipakai secara terus-menerus mensuplai kebutuhan listrik pada mesin atau komponen lainnya pada mobil. Oleh karena itu, pada mobil dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengisi batere kembali sekaiigus sebagai sumber listrik yang mensuplai listrik langsung ke komponen memerlukan pada saat mesin dihidupkan. Sistem ini disebut si
pengisian. Komponen-komponen utama sistem pengisian terdiri batere, alternator; dem regulator,
1. Alternator
Alternator adalah generator pembangkit listrik, yang mengubah energi mekanik dari putaran mesin menjadi tenaga listrik. Alternatif mensuplai kebutuhan listrik pada mobil sewaktu mesin hidup. Tetapi apabila jumlah pemakaian listrik lebih besar daripada yang dihasilkan alternator, maka batere lkut memikul beban kelistrikan tersebut
memperllhatkan konstruksi alternator,
Alternator digerakkan oleh poros engkol melalui tali kipas. Dengan berputarnya puli alternator, maka rotornya akan berputar menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik bolak-balik ini kemudian diubah menjadi arus searah oleh rangkaian dioda.
Bagian-bagian alternator
a. PuIi
Puli berfungsi sebagai tempat tali kipas pemindah gerak putar dari poros engkol menjadi gerak putar rotor.
b. Kipas
Kipas berfungsi mendinginkan ramgkaian dioda dan kumparan
kumparan pada alternator.
c. Rotor
Didalam alternator, rotor merupakan bagian yang bergerak (berputar). Pada rotor terdapat kumparan rotor yang berfungsi menimbulkan kemagnetan. Kutu kuku pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet dan dua slip ring berfungsi sebagai perantara penyaluran listrik ke kumparan rotor. Perhatikan gambar
d. Stator Stator
terdiri atas stator core (inti) dan kumparan stator yang diletakkan pada frame depan dan belakang. Stator core terbuat dari beberapa lapisan pelat besi tipis dan mempunyai alur pada bagian dalamnya untuk menempatkan kumparan stator. Stator akan mengalirkan fluks magnetik yang disuplai oleh inti rotor sedemikian
rupa, sehingga fluks magnet akan menghasilkan efek maksimum pada saat melalui kumparan stator.
e. End frame
Pada end frame terdapat stator dan rotor serta lubang-lubang untuk mangalirkan udara pendingin.
f. Rectifier
Rectifier merupakan rangkaian 6 atau 8 dioda sedernikian rupa, yang berfungsi mengubah arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan menjadi arus searah (DC).
g. Regulator
Regulator berfungsi mengatur besar arus listrik yang masuk ke dalam kumparan rotor, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap (konstan) sesuai dengan harga yang telah ditentukan, walaupun putaran mesin yang menggerakkan berubah-ubah. Di samping itu regulator juga berfungsi pengisian pada batere apabila batere telah penuh dan alternator sudah dapat menyuplai arus listrik sendiri ke bagian yang memerlukan arus listrik.
Ada dua tipe regulator, yaitu
tipe point
dan tipe tanpa poin (biasa disebut IC regulator,gambar b), IC regulator memiliki ciri tertentu, yaitu :
- Ukurannya kecil dan outputnya tinggi.
- Tidak memerlukan penyetelan voltase (tegangan).
- Mempunyai sifat kompensasi temperatur untuk kontrol tegangan saat pengisian batere dan suplai ke lampu-lampu.
SISTEM PENGAPIAN DENGAN BATERE
Sistem pengapian pada mesin bensin berfungsi membakar campuran
udara dan bensin di ruang bakar pada akhir langkah kompresi, sehingga dihasilkan daya mekanik akibat pembakaran tersebut
memperlihatkan konstruksi sistem pengapian yang menggunakan
batere sebagai sumber listriknya, disebut sebagai sistem pengapian batere
1. Komponen komponen sistem pengapian
a. Batere
Batere sebagai penyedia arus listrik tegangan rendah (l2 V) untuk coil.
b. Kunci kontak
Pada sistem pengapian, kunci kontak berfungsi menghubungkan memutuskan aliran listrik dari batere ke ignition coil.
c. Ignition coil
Ignition coil berfungsi menaikkan tegangan listrik yang diterima dari batere menjadi tegamgan tinggi (10,000 — 20.000 volt) yang diperlukan untuk pengapian. Untuk mempertinggi tegangan listrik tersebut pada ignition coil terdapat dua kumparan, yaitu:
1) Kumparan primer (primary coil)
Kumpamn primer berfungsi menimbulkan medan magnet pada signition coil, sehingga menghasilkan induksi pada kumparan kumparannya. Ciri dari kumparan primer ini adalah yang penampangnya besar tetapi gulungannya sedikit (150 – 300 lilitan) dan berada di sebelah luar kumparan sekunder.
2) Kumparan sekunder (secondary coil)
Kumparan sekunder berfungsi menginduksi tegangan menjadi lebih tinggi yang selanjutnya dialirkan ke busi untuk menimbulkan pecikan api. Ciri dari kumparan ini mempunyai penampang kecil dengan lilitan yang sangat banyak (15.000 — 30.000 lilitan) dan berada disebelah dalam lilitan primer.
Kedua kumparan tersebut melilit pada inti besi (core) yang terbuat dari baja silikon tipis yang digulung ketat. Untuk mencegah terjadinya hubungan singkat (short circuit) antara lapisan kumparan yang berdekatan disekat dengan kertas yang mempunyai tahanan sekat yang tinggi.
Salah satu ujung kumparan primer dihubungkan dengan termnal negatif primer, sedangkan ujung yang lainnya dihubungkan dengan terminal positif primer. Kumparan sekunder dihubungkan dengan cara serupa, di mana salah satunya dihubungkan dengan kumparan primer lewat (pada) terminal positif primer, sedang ujung yang lain dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi melalui sebuah pegas
d. Distributor
Secara umum distributor berfungsi membagi-bagikan arus yang bertegangan tinggi dari ignition coil ke busi – busi yang terdapat pada setiap silinder. Secara khusus fungsi distributor dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian pemutus arus, bagian distributor, governot
advancer, dan vacum advancer
1) Bagian pemutus arus
Terdiri atas breaker point (contact point) nok (camlobe) dan kondensor.
- Breaker point, berfungsi memutuskan arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder coil.
- Nok (comlobe), berfungsi mengungkit breaker point agar dapat
memutus dan menghubungkan arus listrik pada kumparan primer
coil. Konstruksi breaker poin dan nok (camlobe) ditunjukan
- Kondensor
berfungsi menghilangkan atau mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada breaker point.
Terbakamya kondensor sering juga terjadi karena kondensor yang dipakai tidak sesuai dengan kapasitasnya atau kapasitasnya normal.
Kapasitas kondensor diukur dalam mikro farad
2) Bagian distributor
Bagian distributor berfungsi membagi-bagikan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan sekunder pada ignition coil ke busi pada tiap-tiap silinder. Bagian ini terdiri atas tutup distributor dan rotor.
3) Bagian governor advancer
Bagian ini berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin.
memperlihatkan keadaan (a) governor advancer sebelum bekerja dan (b) saat bekerja.
4) Bagian vacum advancer
Bagian ini berfungsi memundurkan atau memajukan saat pengapian ketika beban mesin bertambah atau berkurang. Vacum advancer terdiri atas breaker plate dan vacum advancer, yang bckerjaa tas dasar kevakuman yang terjadi dalam intake manifold. Perhatikan keadaan vacum advancer sebelum bekerja dan saat bekerja
5) Busi (spark plug)
Busi berfungsi menghasilkan bunga api listrik antara kedua elektrodanya untuk membakar campuran gas pada ruang bakar. Percikan bunga api ini diperoleh dari tegangan tinggi yang dihasilkan igntion coil. Antara elektroda tengah dan sisi diberi renggang (gap) sebesar 0,6 – 0,8 mm. Pada celah inilah terjadinya loncatan api listrik busi. Bagian elektroda elektroda busi ini akan segera menjadi
kotor oleh gas-gas sisa pembakaran, oleh karena itu, bagian ini harus
dibersihkan pada selang waktu tertentu. Bagian bagian busi selengkapnya ditunjukkan pada gambar
SISTEM STARTER
Untuk menghidupkan mesin diperlukan tenaga dari luar yang dapat memutarkan poros engkol sampai terjadi pembakaran dan mesin bekerja. Tenaga luar inilah yang harus dihasilkan motor starter
memperlihatkan mekanisme sistem starter sebuah mobil.
Komponen-komponen motor starter
a. Yoke dan pole core
Yoke dibuat dari logam berbentuk silinder yang berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Pole core berfungsi
sebagai penopang field coil sekaligus menjadi inti untuk memperkuat
mednn magnet yang ditimbulkan oleh field coil.
b. Field coil
Field coil berfungsi menghasilkan medan magnet. Field coil di
buat dari lempengan tembaga yang dapat mengalirkan arus listrik cukup kuat, sehingga medan magnet yang dihasilkannya pun akan besar.
c. Armuture dan shaft
Armature terdiri atas sebatang besi yang berbentuk silindris dan
diberi slot slot, poros, komutator serta kumparan armature
Ketika arus listrik dari batere dialirkan pada kumparan armature dan
field coil, maka armature berputar akibat adamya gaya elektromagnetik
d. B r u s h
Brush (sikat) yang dibuat dari tembaga lunak, berfungsi meneruskan arus dari field coil ke armature coil dan langsung ke massa melalui
komputer. Umumnya starter memiliki empat buah brush, yang
dikelompokan menjadi dua, yaitu dua buah menjadi brush positif dan
dua buah lagi menjadi brush negatif
e. Armature brake
Armature brake berfungsi
sebagai pengerem putaran armature setelah lepas dari perkaitan
dengan roda penerus
f. Drive lever
Drive lever berfungsi untuk
mendorong pinion gear ke arah
posisi berkaitan dengan roda penerus dan melepas kembali perkaitan tersebut
g. starter clutch
starter clutch berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari
premature shaft ke roda penerus, sehingga dapat berputar. Starter
berfungsi juga sebagai pengaman armature coil apabila rod penerus
cenderung memutarkan pinion gear
h. sakelar magnet
Sakelar magnet (magnetik switch) bertugas menghubungkan dan
melepaskan pinion gear ke dan dari roda penerus, sekaligus mengalirkan
arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter melalui terminal
utama
Sistem kelistrikan mesin
Sistem kelistrikan mesin terdiri atas bagian bagiannya, yaitu :
batere (aki) yang mensuplai listrik ke komponen kelistrikan lainnya,
sistem pengisian yang mensuplai listrik ke batere, sistem starter yang
memutar mesin permulaan, sistem pengapian yang membakar campuran
udara bahan bakar yang dihisap ke dalam silinder.
BATERE (AKI)
Batere pada mobil berfungsi mensuplai energi listrik ke sistem
starter mesin, sistem pengapian, lampu lampu, dan komponen kelistrikan lainnya.
memperlihatkan konstruksi sebuah batere
dengan bagian-bagiannya sebagai berikut.
Kotak dan sel batere
Kotak batere berfungsi menampatkan sel dan menampung elektrolit. Sel-sel tersebut dihubungkan secara seri. Dengan demikian, tegangan listrik yang terbentuk sama dengan tegangan listrik tiap-tiap sel. Setiap sel menghasilkan tegangan 2,1 volt, sehingga bila batere mempunyai 6 buah sel maka tegangannya menjadi 12,6 volt. Setiap sel mempunyai satu lubang untuk mengisi air sulingan (air aki) elektrolit (accu zuur).
konstruksi kotak batere.
Pelat-pelat dan separator
Pada batere terdapat dua macam pelat, yaitu pelat positif dan
pelat negatif. Pelat pelat positif dan negatif ini dipasangkan secara
berselang seling yang dibatasi oleh separator dan fiberglas. Jadi, satu
kesatuan pelat separator dan fiberglas disebut/emen batere. Dengan penyusunan pelat pelat seperti itu, luas singgung antara bahan aktif
dengan elektrolit menjadi lebih besar, sehingga kapasitas listrik dari
batere menjadi besar.
Elektrolit
Elektrolit merupakan campuran air suling (60,8%) dan asam
sulfat (39,2%). Pada suhu 20°C, berat jenis batere yang berkapas penuh ialah 1,26. Pelat-pelat yang terendam elektrolit akan bereaksi
kimia dan hasil reaksi kimia ini dapat diubah menjadi energi listrik
Perhatian:
Elektrolit batere adaluh asam kuat yang dapat membakar kulit, mata
dan merusak pakaian. Bila mengenai kulit atau pakaian, basuhlah
segera dengan air dan netralkan dengan campuran soda (sodium
bicarbonate + air). Bila elektrolit mengenai mata, bilaslah dengan air
beberepa menit kemudian periksakan ke dokter
Rem parkir
Rem parkir terutama digunakan untuk parkir kendaraan.
penumpang dan kendaraan niaga yang kecil biasanya menggunakan
parkir tipe roda belakang
sedangkan kendaraan niaga yang besar mengguunakan rem parkir tipe center brake
a. Cara kerja rem parkir tipe roda belakang dengan rem model tromol
Dengan ditariknya tuas rem parkir, maka kabal rem parkir akan menarik tuas sepatu rem dan shoe strut, sehingga sepatu rem menjadi mengembang dan menahan tromol rem untuk tidak berputar
b. Cara kerja rem parkir tipe roda belakang dengan rem model cakram
Pada rem parkir tipe ini, mekanisme rem parkir disatukan dalam kaliper rem piringan
Gerakan tuas (stik) menyebabkan poros tuas (lever shaft) berputar, sehingga spindle dapat menggerakkan piston. Akibatnya, pad terdorong menekan rotor piringan.
c. Cara kerja rem parkir tipe center brake
Rem parkir tipe ini dipasang antara bagian belakang transmisi dan bagian depan propeller shaft. Pengereman terjadi pada saat sepatu
rem yang diam di tekan dari bagian dalam tcrhadap tromol rem yang
berputar output shaft transmisi dan propeller shaft
PETUNJUK UMUM PERAWATAN DAN REPARASI
Beberapa hal yang harus selalu diperhatikan dalam kegiatan perawatan dan reparasi adalah sebagai b…
PETUNJUK UMUM PERAWATAN DAN REPARASI
Beberapa hal yang harus selalu diperhatikan dalam kegiatan perawatan dan reparasi adalah sebagai b…
SISTEM REM
Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan
dapat memparkir kendaraan di tempat yang menurun.
sistem rem hidrolik,
dasar kerja pengereman
Rem bekerja dengan dasar
pemanfaatan gaya gesek
Tanaga gerak putaran
roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera dibuang ke udara luar.
Pengereman pada roda dilakukan dengan cara menekan
sepatu rem yang tidak berputar
terhadap tromol (brake drum)
yang berputar bersama roda sehingga menghasilkan gesekan
Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga
gesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti.
Macam-macam rem
Menurut penggunaannya rem mobil dapat dikelompokkan segai berikut :
a)Rem kaki, digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Menurut mekanismenya rem kaki dibedakan lagi menjadi :
Rem hidrolik
Rem pneumatik
b) Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
c) Rem pembantu, digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang
digunakan pada truk dan kendaraan berat.
Rem hidrolik
Rem hidrolik paling banyak digunakan pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan. Mekanisme kerja dan bagian-bagian dari rem ini
Ini merupakan penggambaran secara
sederhana dari yang ditunjukkan pada gambar
Master silinder
Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada model rem piringan).
Cara kerja master silinder
Bila pedal rem ditekan, batang piston akan mengatasi tekanan
pegas pembalik (return piston) dan piston digerakkan ke depan. Pada
waktu piston cup berada di ujung torak, compresating port akan
tertutup. Bila piston maju lebih jauh lagi, tekanan minyak rem di dalam silinder akan bertambah dan mengatasi tegangan pegas outlet
untuk membuka katup
Bila pedal rem dibebaskan, maka piston akan mundur ke
belakang pada posisinya semula (sedikit di dekat inlet port) karena
adanya desakan pegas pembalik. Dalam waktu yang bersamaan katup
outlet tertutup. Ketika piston kembali, piston cup mengerut dan
mungkinkan minyak rem yang ada “di sekeliling piston cup dapat
mengalir dengan cepat di sekeliling bagian luar cup masuk ke sillnder,
hingga silinder selalu terisi penuh oleh minyak rem. Sementara itu
tegangan pegas-pegas sepatu rem atau pad rem pada roda bekerja
membalikan tekanan pada minyak rem yang berada pada pipa-pipa
untuk masuk kembali ke master silinder
Boster rem
Boster rem termasuk alat tambahan pada sistem rem yang berfungsi melipatgandakan tenaga penekanan pedal. Rem yang dilengkapi dengan boster rem disebut rem servo (servo brake).
Boster rem ada yang dipasang menjadi satu dengan master silinder, tetapi ada
juga yang dipasang terpisah.
memperlihatkan salah satu model boster rem yang menggunakan kevacuman mesin untuk menambah tekanan hidrolik.
Cara kerja boster rem
Bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik membuka
sebuah katup, sehingga bagian belakang piston mengarah ke luar.
Adanya perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang piston
mengaklbatkan torak terdorong ke dapan
Bagian depan piston yang menghasilkan tekanan yang tinggi ini dihubungkan
dengan torak pada master silinder.
Bila pedal dibebaskan, katup udara akan menutup dan berhubungan lagi dengan intake manifold. Dengan terjadinya kevacum yang sama pada kedua sisi piston, tegangan pegas pembalik mendesak piston ke posisi semula.
Katup pengimbang
Bila mobil mendadak direm maka sebagian besar kendaraan bertumpu pada roda depan. Oleh karena itu, pengereman roda depan harus Iebih besar karena beban di depan lebih besar daripada di belakang
Dengan alasan tersebut diperlukan alat pembagi tenaga pengereman yang disebut katup pengimbang (katup proporsional).
Alat ini bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder
roda belakang, dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih
kecil daripada daya pengereman roda depan.
model katup pengimbang
penempatan alat ini dalam sistem rem pada gambar di atas).
Rem model tromol
Pada rem model tromol, kekuatan tenaga pengereman diperlukan
dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam
yang berputar bersama-sama roda. Bagian bagian utama dari rem tromol
ini ditunjukkan
yaitu backing plate, silinder roda, sepatu
rem dan kanvas, tromol, dan mekanisme penyetelan sepatu rem.
1) Backing plate
Backing plate
dibaut pada rumah poros (axel housing) bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate maka aksi daya pemgereman bertumpu pada backing plate.
Silinder roda
Silinder roda yang terdiri atas bodi dan piston, berfungsi untuk
dorong sepatu rem ke tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silindcr. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap unit rem
(tergantung dari modelnya). Ada dua macam silinder roda, yaitu:
a) Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari kedua arah
b) Model single piston, yang bekerja pada sepatu rem hanya satu arah
Sepatu rem dan kanvas
Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan rem dikeling (untuk
kendaraan besar) atau dilem (untuk kandaraan kecil).
Tromol rem.
Tromol rem yang berputar bersama roda Ietaknya sangat dekat dengan kanvas. Tetapi saat pedal rem tidak diinjak, keduanya tidak saling bersentuhan.
rem yang disebut tipe leading-trailling shoe. Pada tromol rem tipe ini
bagian ujung bawah sepatu rem diikat oleh pin-pin dan bagian atas sepatu berhubungan dengan silinder roda. Silinder roda bertugas mendorong sepatu-sepatu ke arah luar seperti ditunjukkan tanda panah.
Bila tromol rem berputar ke arah depan dan pedal rem diinjak, sepatu rem akan mengembang keluar dan bersentuhan (bergesekan) dengan tromol rem.
Sepatu rem sebelah kiri (primary shoe) terseret searah dengan arah putaran tromol, sepatu bagian kiri ini disebut leading shoe.
Sebaliknya sepatu rem sebelah kanan (secondari shoe) bekerja mengurangi gaya dorong pada sepatu rem, disebut sebagai trailling shoe. Bila tromol berputar ke arah belakang (kendaraan mundur), leading shoe berubah menjadi trailling shoe dan trailling shoe menjadi leading shoe. Tetapi pada saat maju maupun mundur
keduanya tetap menekan dengan gaya pengereman sama. .
Rem model cakram
Rem cakram (disk brake) pada dasarnya terdiri atas cakram yang
dapat berputar bersama-sama roda dan pada (bahan gesek) yang dapat menjepit cakram. Pengereman terjadi karena adanya gaya gesek dari pad-pad pada kedua sisi dari cakram dengan adanya tekanan dari piston-piston hidrolik.
Prinsip kerja rem model cakram ini ditujukkan secara skema
contoh konstruksinya
SISTEM KEMUDI.
Sistem kemudi berfungsi mengatur arah kendaraan dengan cara,membelokkan roda depan. Bila roda kemudi diputar, kolom kemudi
meneruskan putaran ke roda gigi kemudi. Roda gigi kemudi ini memperbesar momen putar, sehingga menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk
menggerakkan roda depan melalui sambungan-sambungan kemudi (steering linkage).
Ada dua model sistem kemudi yang umum digunakan pada mobil,yaitu model recirculating ball
model rack dan punion
Kolom kemudi (steering column)
Kolom kemudi terdiri atas main shaft yang meneruskan putaran
roda kemudi ke roda gigi kemudi, dan kolom kemudi yang mengikat
main shaft ke bodi. Ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan
bergigi. Di ujung inilah roda kemudi diikat dengan sebuah mur
Roda gigi kemudi (steering gear)
Roda gigi kemudi selain berfungsi mengarahkan roda depan, juga
berfungsi sebagai gigi reduksi untuk memperbesar momen agar
kemudi menjadi ringan dan gangguan-gangguan terhadap roda tidak
langsung dirasakan oleh pengemudi.
Ada beberapa jenis roda gigi kemudi, tetapi yang banyak digunakan dewasa ini adalah jenis recirculating ball
Pinion
Janis recirculating ball digunakan pada
mobil penumpang ukuran sedang sampai besar dan mobil komercial
sedangkan jenis rack dan pinion digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil sampai sedang.
sambunbungan-sambungan kemudi (steering linkage)
Walaupun mobil bergerak naik-turun, gerakan roda kemudi harus dapat diteruskan ke roda•roda dengan sangat tepat (akurat) setiap saat, untuk ilu diperlukan sambungan-sambungan kemudi (steering linkage. Babarapa model sambungan•sambungan kemudi
suspensi rigid
suspensi independen
Power steering
Sistem power steering direncanakan untuk mengurangi tenaga pengemudian saat mobil bergerak pada putaran rendah dem menyesuainya pada tingkat tertentu bila kendaraan bererak mulai kecepatan
sedang sampai kecepatan tinggi. Pada sistem power steering terdapat
bosster hidraulis yang ditempatkan di bagian tengah mekanisme kemudi.
Power steering model integral
memperlihatkan mekanisme power steering model
integral. Bagian utamanya terdiri atas tangki reservoir (berisi fluida),
vane pump yang membangkitkan tenaga hidraulis, gear box yang berisi control valve, power pinton, dan steerig gear (jenis recirculating balt).
pipa-pipa yang mcngalirkan fluida dan selang-selang fleksibel.
Power sfeering model rack dan pinion
Power steering model ini mekanismenya sama dengan model integral, tetapi control valvenya termasuk di dalam gear housing dan power pistonnya terpisah di dalam power cylinder.
Roda
Output terakhir dari tenaga putar mesin adalah pada roda. Sambil
memikul berat kendaraan roda juga berfungsi meredam kejutan
kejutan dan menambah kenyamanan pengendara. Roda dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu pelek roda (disc wheel dan ban (tire).
Pelek roda
Velg roda dipasangkan pada poros
roda (axle shaft) dengan menggunakan
empat atau enam baut. Baut-baut
Ban adalah bagian mobil yang barsentuhan langsung dengan permukaan jalan. Selain berfungsi meredam kejutan, ban juga bertugas menjejak dengan gaya geseknya pada jalan selama kendaraan berjalan, membelok, dan saat pengereman.
Menurut konstruksinya ban dapat dibedakan menjadi ban bias
dan ban radial
Ban bias menghasilkan jalannya kendaraan lebih lembut, tetapi kemampuan membelok dan ketahanan ausnya kurang. Ban radial menghasilkan kemampuan membelok dan kemampuan kecepatan tinggi yang baik serta tahanan gelindingnya
rendah. Daya tahan ausnya lebih tinggi dibanding ban biasa. Tetapi pada jalan yang tidak rata dengan kecepatan rendah, ban radial lembut
dirasakan pengendara.
Menurut penampungan isi udaranya, dapat dibedakan menjadi ban
biasa dan ban tubles
Pada ban biasa, udara ditampung pada ban dalam. Katup atau pentilnya bersatu dengan ban dalam. Bila ban
biasa tertusuk benda tajam maka akan langsung kempes. Pada ban
tubles tidak terdapat ban dalam, tekanan udara hanya ditahan oleh lapisan ban dalam yang kedap udara. Katup atau pentilnya langsung
terpasang pada pelek. Bila ban tubles tertusuk benda tajam, tidak langsung menjadi kempes (tekanan udaranya tidak turun seketika) karena
lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri.
C a s t e r
Caster adalah sudut antara king pin dengan garis vertikal yang dilihat dari samping kendaraan
.
Bila miringnya ke arah belakang disebut caster positif sebaliknya bila miringnya ke arah depan disebut caster negatif. Pada umumnya yang dipakai adalah caster positif karena dapat menghasilkan kestabilan kendaraan saat berjalan lurus dan daya balik kemudi setelah membelok lebih baik.
King pin inclination
Garis sumbu yang melalui ball joint atas dan ball joint bawah di-
sebut steering axis (sumbu kemudi). Sumbu ini dimiringkan ke arah da-
lam sekitar 5-7°. Kemiringan ini dinamakam king pin inclination. ‘
” Dengan adanya king pin inclination bersama-sama dengan camber, maka jarak (offset) akan menjadi sangat kecil, sehingga kemudi akan lebih ringan dan kejutan akibat pengereman dan percepatan dapat berkurang. Di samping itu, dengan adanya king pin inclination dapat dihasilkan daya balik kemudi
dengan ,memanfaatkan berat kendaraan.
Toe-in
Bila dilihat dari atas, roda-roda depan terlihat menyudut ke arah
dalam di bagian depan.
Yang dimaksud toe-in adalah selisih antara jarak A dan B (toe-in = B – A). Biasanya selisih ini diatur
2 – 6 mm. Bila jarak bagian depan (A) lebih besar daripada jarak bagian belakang (B) disebut toe-out
Bila roda-roda depan memiliki camber positif maka bagian atas roda
mlring mengarah ke luar, sehingga roda-roda berusaha menggelinding ke arah luar pada saat mobil berjalan lurus dan akan terjadi
side slip yang berakibat ban cepat aus. Untuk mencegah hal ini maka diatasi oleh adanya toe-in.
penyetelan toe-in, cember; dan caster
Pada model suspensi independen, besarnya toe-in distel oleh tie-rod kiri dan kanan, sedangkan besar sudut camber dan caster distel dengan menambah atau mengurangi shim yang disisipkan pada upper arm rangka. Pada model suspensi tetap (satu poros), toe-in distel dengan mengubah-ubah tie-rod yang panjang, sedangkan besar caster distel
dengan menyisipkan busi tirus (bentuk baji) antara pegas daun dan rumah pores.
SISTEM SUSPENSI
Sistem suspensi terletak di antara bodi atau rangka dan roda-roda
dan berfungsi menyerap kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan jalan, sehingga memberikan kenyamanan pengendara.
1. Komponen suspensi
Pegas
Pegas berfungsi menyerap kejutan dari jalan dan getaran roda-roda
agar tidak diteruskan ke bodi secara langsung, juga untuk mencegah daya cengkeram ban terhadap permukaan jalan.
beberapa tipe pegas
Shock Absorber
Dalam menyerap kejutan-kejutan, pegas harus bekerja sama
dengan Shock absorber . Tanpa shock absorber pegas
akan bergetar naik turun lébih lama. Shock absorber mampu meredam
getaran pegas Seketika dan membuangnya menjadi energi panas.
Ball joint
Ball joint selain berfungsi sebagai sumbu putaran roda juga menerima beban vertikal maupun lateral. di dalam ball joint
terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan. Pada setiap
periode tertentu gemuk harus diganti
Stabilizer bar
Stabilizer bar (batang penyetabil) berfungsi mengurangi kemiringan mobil akibat gaya sentrifugal pada saat mobil membelok. Disamping itu, untuk menambah daya jejak ban. Pada suspensi depan,
stabllizer bar biasanya dipasang pada kedua lower arm melalui bantalan
karet dan linkage, Pada bagian tengah diikat ke rangka atau bodi
pada dua tempat melalui bushing.
Strut bar
Strut bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak
mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak
rata atau dorongan akibat terjadi pengereman.
lateral control rod
komponen ini dipasang di antara poros penyangga (axel) dan bodi mobil. Fungsinya untuk menahan axel selalu pada posisinya bila menerima beban samping.
Model-model suspensi
Menurut konstruksinya ada dua modal utama suspensi, yaitu
suspensi poros kaku dan suspensi bebas
Suspensi poros kuku (suspensi rigid)
Semula semua suspensi mobil menggunakan model ini, bahkan
sekarang pun masih banyak digunakan pada kendaraan berat. Poros kaku
(yang tunggal) dihubungkan ke rangka atau bodi dengan pegas (pagas
daun atau pegas koil) dan shock absorber Jadi, tidak ada lengan-lengan
suspensi seperti pada suspensi independen
Suspensi bebas (suspensi independen)
Biasanya suspensi independen ini digunakan pada roda
mobil penumpang atau truk kecil. Tetapi sekarang suspensi bebas
banyak digunakan juga pada roda belakang mobil penumpang.
Pada suspensi independen roda-roda kiri dan kanan tidak dihubungkan secara langsung pada poros tunggal. Kedua roda bergerak secara bebas tanpa saling mempengaruhi.
Dengan demikian, gangguan terhadap sebuah roda ditanggulangi hanya roda itu saja.
POROS GARDAN (PROPELLER SHAFT)
Pada mobil dengan mesin di depan dan penggeraknya roda belakang, tenaga putar dari poros output transmisi dipindahkan ke poros roda belakang dengan bantuan poros gardan (propeller shaft).
Poros gardan dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga putar dari transmisi ke diferensial (gardan) dengan lembut tanpa dipengaruhi perubahan-perubahan sudut(naik-turun) diferencial akibat ketidak rataan permukaan jalan dan besarnya beban. Bagian poros gardan yang menyerap perubahan-perubahan sudut tersebut
adalah universal joint
D. DIFERENSIAL
Diferensial (gardan) berfungsi membagi dan memindahkan
tenaga ke roda roda kiri dan kanan.
Ketika kendaraan membelok, kedua. roda gigi pinion turut berputar
dengan tempatnya dan juga berputar pada porosnya, sehingga memberi lebih banyak putaran pada roda sebelah luar
tetapi ketika kendaraan berjalan lurus, kedua roda gigi pinion
tidak berputar pada porosnya, walaupun ia turut berputar dangan
rumahnya (case), sehingga kedua. roda berputar dengan kecepatan
sama
Casis mobil tcrdiri atas sistem suspensi, sistem kemudi, roda, dan
rem. Bagian-bagian dari casis tersebut diperlihatkan pada
TRANSMISI (PERSNELING)
transmisi atau persneling berfungsi mengatur besar-kecilnya
tenaga mesin sesuai dengan kondisi perjalanan kendaraan; Misalnya,
kendaraan memerlukan tenaga yang besar (memerlukan momen roda
yang besar) ketika kendaraan mulai berjalan atau ketika mendaki
tanjakan.
Sebaliknya momen besar tidak diperlukan pada saat roda
membutuhkan putaran yang cepat atau pada saat kendaraan berkecepatan tinggi. Kemudian pada waktu kendaraan mundur, transmisi
mengubah arah putaran mesin sebelum dipindahkan ke roda•roda,
dengan cara menukar kombinasi gigi (perbandingan gigi) pada transmisi, keperluan mengubah-ubah tenaga dorong atau kecepatan kendaraan dapat dilaksanakan dengan mudah.
2. Mekenisme pemindah gigi
Ada dua tipe mekanisme pemindah gigi yang digunakan pada
mobil, yajtu pemindah gigi tidak langsung dan pindah gigi langsung.
pada pemindah gigi yidak langsung, tuas pemindah umumnya ditempatkan di bawah roda kemudi (terpisah dari transmisi) dan dihubungkan dengan garpu pengatur (shift fork) yang terdapat di dalam transmisi. Garpu pengatur terdiri atas batang-batang dan tuas-tuas penghubung
Pada pemindah gigi langsung tuas pemindah terletak langsung
pada transmisi. Mekanisme pemindah gigi langsung ini umumnya
digunakan pada kendaraan dengan mesin di depan dan penggerak roda
belakang
Transmisi otomatis
Transmisi otamatis merupakan perpaduan kopling dengan transmisi yang dapat melakukan pemindahan gigi secara otomatis. Fungsi kopling pada transmisi ini dilakukan oleh torque conventer Torque converter juga berfungsi memperbesar momen mesin.
Kopling
Kopling (clutch) berfungsi menghubungkan dan melepaskan tenaga (putaran) dari mesin ke bagian pemindah tenaga berikutnya. pada saat gerak awal kendaraan, kopling dapat mémindahkan tenaga secara perlahan-lahan dari mesin ke roda-roda, sehingga jalannya kendaraan menjadi lembut, demikian juga setiap kali pemindahan gigi transmisi.
Kopling terletak di antara mesin dan transmisi,
Dilihat dari jenis pegas penekan yang digunakan, kopling dibagi menjadi dua tipe,
yaitu
tipe kopling dengan pegas koil
kopling dengan pegas diafragma atau matahari
Dilihat dari mekanisme penggeraknya, ada dua tipe kopling yaitu kopling mekanis (penggeraknya menggunakan kabel),
dan kopling hidrolis (penggeraknya menggunakan minyak/fluida)
Pemindah daya
pemindah daya (power train) adalah suatu mekanisme yang memindahkan tenaga dari mesin ke roda-roda. Berdasarkan penempatan mesinnya, sistem pemindah tenaga dapat dibedakan menjadi empat macam
1) mesin di depan sistem penggerak roda belakang,
2) mesin di depan sistem penggerak roda depan,
3) mesin di depan sistem penggerak keempat rodanya,
4) mesin di belakang sistem penggerak roda belakang. Mesin di tengah sistem penggerak roda belakang,
Dari keempat macam sistem pemindah daya tersebut, yang lebih banyak dipakai pada mobil adalah mesin di depan dan sistem penggerak roda belakang front engine rear drive).
Sistem bahan bakar
Sebelum dilakukan pembakaran, udara dan bensin harus dicmpur lebih dahulu sehingga menjadi berbentuk kabut (gas).
Untuk mendapatkan campuran tersebut dibutuhkan suatu sistem, yaitu sistem bahan bakar. Komponen-komponen dari sistem bahan bakar sebagai berikut :
Tangki bensin
Tangki bensin berfungsi untuk menyimpan persediaan bensin sebelum disalurkan ke dalam sistem bahan bakar.
Saringan bensin
saringan bensin berfungsi menyaring bensin sebelum diisap oleh pompa dan disalurkannya ke karburator
Pompa bensin
pompa bensin berfungsi menghisap bensin dari tangki dan menyalurkannya ke karburator.
Pompa bensin yang digunakan pada mobil ada dua macam, yakni
Pompa bensin mekanik
Pompa Bensin elektrik
Pada pompa bensin mekanik, membran berfungsi menghisap dan menekan bensin. Mémbran digerakkan oleh tuas penggerak,
sedangkan tuas penggerak sendiri digerakkan oleh bubungan (nok) pada poros nok (camshaft).
Sedangkan gas sisa pembakaran dikeluarkan ke pipa pembuangan
melalui manifold keluar (exhaust manyfold).
Pipa gas buang
berfungsi menyalurkan gas bekas pembakaran dari manifold keluar, sedangkan knalpot berfungsi meredam suara agar pipa gas buang tidak mengeluarkan suara yang kasar.
Karburator
Dalam karburator udara dan bensin dicampur, sehingga menghasilkan campuran yang sesuai dengan kondisi kerja mesin. konstruksi dasar sebuah karburator model arus turun. Karburator model arus turun ini paling banyak dipakai pada kendaraan mobil.
Bentuk dasar karburator terdiri atas ruang pencampur dan ruang pelampung. Pada ruang pencampur terdapat venturi, nosel, dan katup, sedangkan pada ruang pelampung terdapat katup, jarum dan pelampung.
Prinsip kerja dari karburator ini adalah sebagai berikut :
Ketika piston sedang langkah isap dan katup gas dibuka, udara masuk dari saluran atas ke dalam silinder melalui venturi. Di daerah venturi, udara rnenjadi bertekanan Iebih rendah dibanding di ruang pelampung akibat perbedaan tekanan ini maka bensin dari ruang pelampung akan mangalir ke venturi melalui nosel kemudian bensin dan udara bercampur hingga berbentuk kabut.
Di dalam karburator, terdapat beberapa sistem, yaitu sistem pelampung sislem stasioner dan kecepahm rendah, sistem kecepatan tinggi primer; sistem kecepatan tinggi sekunder; sistem daya besar, sistem percepatan, sistem cuk, katup termostat, dan katup solenoid
sistem pelampung berfungsi menampung bensin yang akan disalurkan ke sistem pengisian bahan bakar.
a) Saringan, untuk menyaring bensin yang akan ke ruang pelampung.
b) Katup jarum dan (3) pelampung untuk mengatur tinggi rendahnya bensin di ruang pelampung.
c) Pipa ventilasi, untuk menghubungkan ruang pelampung dengan
saluran atas (udara luar) agar tekanannya sama,
Sistem stasioner dan putaran rendah
Sistem ini berfungsi untuk memberikan campuran udara dan
bensin pada seat mesin berputar lambat atau katup gas masih tertutup.
Sistem kecepatan tinggi primer
Sistem ini disebut juga sistem utama yang berfungsi memberikan
campuran bénsin dan udara pada saat putaran mesin sedang dan
tinggi.
Sistem kecepatan tinggi sekunder
Sistem ini berfungsi memberikan campuran bensin dan udara
pada saat mesin berputar dengan kecepatan tinggi.
Sistem daya besar
Sistem ini berfungsi memberikan campuran bensin dan udara
saat mesin membutuhkan output daya yang besar.
Sistem percepatan
Sistem percepatan berfungsi menambah campuran bensin dan
udara pada saat kendaraan dipercepat atau pedal gas diinjak secara
tiba-tiba.
Sistem cuk
Sistem cuk digunakan pada saat star awal mesin, ketika suhu di ,
sekeliling mesin masih dingin.
Dalam sistem cuk ini terdapat mekanik fast idle yang berfungsi untuk membuka sedikit katup cuk agar tidak terjadi campuran yang terlalu gemuk.
Katup thermostat
katup termostat berfungsi menambah udara ke dalam karburator pada saat di sekeliling mesin panas, misalnya saat kendaraan berjalan
cuaca panas atau jalanan macet.
Katup solenoid
Katup solenoid berfungsi membuka dan menutup saluran campuran bensin dan udara pada jet ekonomiser agar tidak terjadi dieiseling pada waktu kunci kontak dimatikan.
Sistem pendinginan
Panas hasil pembakaran di dalam mesin, sebagian diubah menjadi tenaga penggerak, sebagian dibuang keluar sebagian gas buang,dan sebagian lagi diserap oleh bagian-bagian mesin.
Panas yang diserap ini harus dibuang juga keluar agar panas mesin tidak berlebilan (over heating), sebab panas yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada kerja mesin dan menyebabkan kerusakan yang fatal.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka mesin dilengkapi dengan sistem pendinginan.
Ada dua cara sistem pendinginan pada mesin, yaitu sistem pendinginan udara dan sistem pendinginan air.
Tetapi yang lebih umum digunakan pada mobil adalah sistem pendinginan air
sistem pendinginan air di lengkapi dengan radiator, pompa air, termostat, kipas angin, mantel dan komponen palengkap lainnya.
bersirip, yang dapat dilalui air pendingin dari tangki atas ke tangki
bawah. Komponen lain yang bersatu dengan radiator adaiah tutup
radiator, tangki cadangan, selang atas, selang bawah, dan katup
pembuang.
Tutup radiator
Tutup radiator selaiu berfungsi menutup Iubang pemasukan air
radiator, juga mempertahankan keadaan air agar tidak mendidih meskipun suhunya mencapai l00″C atau lebih. Suhu yang tinggi menye-
babkan volume dan tekanan air bertambah. Bila tekanan air dan uapnya naik, maka katup pengaman pada tutup radiator akan menjadikan membebaskannya melalui pipa pembuangan dan tangki
Tangki cadangan
bila volume air dari radiator memuai karena naiknya suhu, maka air pendingin yang berlebihan dikirim ke tangki cadangan. Sebaliknya bils suhu turun, air yang ada dalam tangki akan kembali ke radiator, ini diatur oleh katup pengaman pada tutup radiator.
Pompa air
pompa air berfungsi mensirkulasikan air pendingin. Umumnya yang banyak digunakan adalah jenis sentrifugal. Pompa air ini ditempatkan di bagian depan blok silinder dan digerakkan oleh puli poros engkol melalui tali kipas (V belt).
Termostat
termostat berfungsi mempercepat tercapainya temperatur kerja mesin kemudian mempertahankan temperatur kerja tersebut pada saat mesin bekerja.
Jika air masih dingin katup termostat tertutup, sirkulasi air tidak melalui radiator tetapi langsung melalui pipa bypass. Jika air sudah terlalu panas, katup temostat terbuka dan sirkulasi air melalui radiator,
kipas pendingin .
bila kendaraan tidak bergerak, udara luar tidak akan cukup mendinginkan radiator, oleh karena itu diperlukan kipas pendingin untuk membantu mendinginkan radiator.
Kipas pendingin umunmya digerakkan oleh poros engkol meialui tali kipas
Tetapi ada juga kipas pendingin yang digerakkan oleh motor listrik
Kipas pendingin elektrik ini hanya bekerja bila diperlukan, sehingga dapat
menghemat tenaga mesin dan mengurangi kebisingan bunyi kipas.
Sistem pelumasan
Di dalam mesin terdapat bagian-bagian yang bergerak, Untuk mencegah keausan akibat gesekan pada bagian yang bergerak maka disalurkanlah minyak pelumas (oli) melalui sistem pelumasan. Minyak pelumas selain berfungsi mencegah keausan akibat gesekan, juga dapat membantu mendinginkan mesin, memperbaiki kerapatan antara ring piston dengan dinding silinder,
mencegah karat, dan membersihkan bagianp-bagian mesin.
Komponen-komponen sistem pelumasan
a) Pompa oli
Pompa oli berfungsi mengisap oli dan menyalurkannya ke
bagian-bagian mesin yang perlu dilumasi.
b)Saringan oli
Saringan oli berfungsi menyaring kotoran yang terdapat dalam oli. Saringan oIi dipasang di luar mesin, agar mudah melakukan pertiannya.
c)Katup pengatur tekanan oli
Katup pengatur tekanan oli (oil pressure relief valve), berfungsi mengatur tekanan oli yang disalurkan ke sistem pelumasan. Pada tekanan minyak yang tinggi (rpm tinggi, katup akan membuka dan kelebihan oli akan disalurkan ke bak oIi melalui lubang by pass.Sehingga tekanan oli yang masuk ke sistem pelumasan dapat dibatasi
besarnya.
3. Pastikan peralatan dan alat ukuryang diperlukan selalu tersedia sebelum memulai pekerjaan. Gunakan perkakas khusus untuk melakukan pekerjaan tertentu
4. Sebelum melakukan reparasi, temukan dulu penyebabnya, Setiap
memulai pekerjaan, pelajari komponen terkecil yang harus dilepas dan dibongkar untuk digantikan atau diperbaiki.
5. Jika prosedur pembongkaran sulit, banyak komponen yang harus dilepas, maka pembongkaran harus sedemikian rupa jangan sampai menyebabkan kerusakan bentuk dan daya tahannya. Kalau perlu diberi tanda agar waktu memasangnya dapat dilakukan dengan benar
6. Setiap komponen yang dilepas, perhatikan dan periksa dengan seksama fungsionalnya, perubahan bentuk, kerusakannya dan masalah lainnya.
7. Selama pembongkaran, komponen komponen ditaruh secara teratur untuk mempermudah pemasangannya kembali. Tandai komponen komponen yang akan diganti dan yang akan dipakai lagi (lihat gambar 5.2).
8. Sebelum melakukan pekerjaan kelistrikan, lepaskan hubungan kabel dari terminal aki.
9. Bila dilepas, komponen berikut harus diganti dengan yang baru: oil seal, gasket, ring pengunci, pen konter, dan mur plastik.
10. Pada waktu melakukan perakitan, gunakan perapat (sealer). gasket untuk mencegah kebocoran.
11. Perhatikan baik-baik spesifikasi momen pengencangan baut
Gunakan selalu kunci momen.
12. Untuk suku cadang yang harus diganti, pakailah suku cadang
sesuai merek mobil yang diperbaiki
13. Jika sekering harus diganti. Pakailah sekering dengan ampere
yang benar. Jangan sekali-sekali menggunakan sekering dengan ampere yang lebih besar atau lebih kecil
14. Cegahlah bensin atau oli mengenai bahan bahan yang dibuat dari
karet atau pipa.
Mekanisme katup
Mekanisme katup pada mesin 4 langkah berfungsi mengatur pembukaan dan penutupan katup•katup. Mekamisme katup ini dirancang sedemikian rupa, sehingga porus nok(camshaft) berputar satu kali untuk menggerakkan katup hisap dan katup buang setiap dua kali putaran poros engkol.
Bagian-bagian mekanisme katup
1. katup (valve), berfungsi membuka dan menutup saluran isap dan buang. Diameter katup isap dibuat lebih besar daripada diameter katup buang.
2. Dudukan katup, sebagai tempat duduknya kepala katup.
3. Pegas katup, berfungsi mengembalikan katup pada dudukan semula setelah katup bekerja (membuka).
4. Taper (valve lifter), berfungsi memindahka gcrakan bubungan (nok) ke tuas katup {rocker arm) melalui batang penekan (push rod)
5. Batang penekan (push rod), berfungsi meneruskan gerakan tapet ke ujung tuas katup. Batang penekan hanya terdapat mekanisme katup yang poros noknya di blok silinder dan
katup-katupnya terdapat pada kepala silinder
6. Tuas katup (rocker arm), berfungsi menekan batang katup, sehingga katup dapat membuka. Celah (kerenggangan) antara rocker arm dan push rod disebut celah katup.
Beberapa model mekanisme katup
Ada beberapa model dalam pemindahan putaran dari poros engkol ke poros nok,
antara lain:
1) Model timing gear
Model ini digunakan pada mekanisme katup mesin OHC (Over Head Valve}, di mana poros noknya berada di dalam blok silinder. Model ini sudah jarang dipakai, karena timing geanya menimbulkan bunyi yang berisik dibanding model Iain.
2) Model timing chain .
Model ini diterapkan pada mesin OHC (Over Head Camshaft) dan DOHC (Dual Over Head Camshaf), di mana. poros noknya berada di atas kepala silinder. Poros nok digerakkan oleh poros engkol melalui rantai (timing chain).
3) Model timing belt
Model ini poros nok digerakkan oleh poros engkol melalui sabuk bergerigi(belt). Penggunaan sabuk bergigi ini tidak menimbulkan bunyi berisik, tidak memerlukan pelumasan, tidak memerlukan penyetelan tegangan,
dan lebih ringan. Olch karena kelebihan itu,
model timing belt ini lebih banyak diterapkan pada mesin bensin
PRINSIP KERJA MESIN BENSIN
Agar menghasilkan tenaga gerak, pada mesin bensin dilakukan tahapan proses berikut :
1) Pengisapan gas (campuran bensin dan udara) ke dalam silinder ketika piston bergerak turun
2) Kompresi di dalam ruang bakar ketika piston bergerak naik. Di akhir kompresi ini dilakukan penyalaan oleh busi, agar gas terbakar.
3) Kerja yaitu bergeraknya pinton ke bawah karena terdesak oleh gas hasil pembakaran yang bersuhu dan bertekanan tinggi.
4) Pembuangan, yaitu membuang gas sisa pembakaran ke luar silinder.
Proses pengisapan gas ke dalam silinder. mengkompresikan, membakarnya, kerja, dan membuang gas bekas pembakaran ke luar silinder disebut satu siklus.
untuk melaksanakan satu siklus dapat dilakukan dua cara, yaitu:
- satu siklus dilakukan dalam empat langkah torak. Cara ini ada pada mesin bensin empat langkah (mesin 4 tak), dan
- satu siklus dilaksanakan dalam dua langkah torak. Cara ini ada pada motor bensin dua langkah (mesin 2 tak).
# Langkah isap
Pada langkah ini, torak bergerak dari TMA ke TMB, katup isap terbuka sehingga gas (campuran bensin dan udara) terisap masuk ke silinder.
Katup isap kemudian tertutup ketika torak mencapai TMB.
# Langkah kompresi
Pada langkah ini, torak bergerak dari TMB ke TMA, katup isap dan katup buang tertutup, sehingga gas termampatkan (terkompresikan).
Akibat kompresi ini, suhu dan tekanan gas naik, sehingga akan terbakar.
Sesaat sebelum terak mencapai TMA, busi memberi loncatan bunga api dan terjadilah pembakaran.
# Langkah kerja
Pada Iangkah ini, torak terdorong dari TMA ke TMB oleh kekuatan tekanan gas hasil pembakaran. Gerakan torak pada langkah ini disebut melakukan kerja, yang selanjutnya dijadikan sebagai tenaga gerak dari mesin.
# Lungkah buang
Pada langkah ini, torak bergerak dari TMB ke TMA, katup buang terbuka, sehingga gas sisa pembakaran terdorong keluar silinder melalui lubang katup buang dan saluran pembuangan. Setelah torak mencapai TMA,
dari sini akan dimulai lagi siklus berikutnya yang diawali dengan pengisapan gas baru.
Gerakan bolak-balik torak diubah oIeh poros engkol menjadi gerak putar. Dalam satu siklus yang terdiri atas 4 langkah torak (isap, komprcsi, usaha, dan buang), poros engkol telah melakukan 2 putaran penuh.
Ketika torak bergerak naik saluran pembilas A tertutup torak dan kompresi dimuIai. Sementara itu saluran pemasukan C membuka dan gas (campuran udara dan bensin) masuk ke ruang engkol. Penyalaan dan pembakaran terjadi pada waktu torak mulai bergerak
turun, saluran buang B membuka. Ketika saluran pembilas A membuka gas baru yang berada di ruang engkol terdesak memasuki silinder sambil mendesak gas bekas pembakaran keluar siilinder melalui saluran buang B
Torak (piston) berfungsi untuk memindahkan tenaga yang diperoleh dari hasil pembakaran ke poros engkol. Pada piston terdapat komponen-komponen pelengkapnya, yaitu :
* Batang penghubung (connecting rod untuk menghubungkan piston dengan poros engkol.
* Pena torak (piston pin), untuk mengikat piston dengan batang penghubung melalui lubang bushing
Cincin torak (ring piston), berfungsi membentuk perapat yang kedap terhadap kebocoran gas antara celah torak dan silinder,sekaligus mengatur pelumasan torak dan dinding silinder. Cincin torak terdiri atas cincin kompresi dan cincin pelumas.
Poros engkol (crank shaft), berfungsi mengubah gerak bolak-balik torak menjadi gerak putar yang selanjutnya digunakan untuk memutarkan roda. Poros engkol dilengkapi bantalan-bantaIan yang berfungsi menghindari gesekan-gesekan yang terjadi antara poros
engkol dengan bagian-bagian yang berputar lainnya. Bagian poros engkol yang menumpu torak disisipi bantalan luncur yang disebut metal jalan, sedangkan bagian poros engkol yang menopang pada blok mesin disisipi bantalan luncur yang disebut metal duduk.
Roda gila atau roda penerus, berfungsi menerima sebagian tenaga yang diperoleh dari langkah kerja dan memberikan tenaga kepada langkah-langkah lainnya. Di bagian luar roda gila dipasang roda gigi cincin (ring gear),
Roda gigi ini digunakan untuk berkaitan dengan roda gigi pinion pada motor starter pada saat mesin akan dihidupkan.
Mesin
Mesin (engine) pada mobil adalah pembangkit tenaga gerak. biasanya mesin yang digunakan sama mobil merupakan mesin pembakaran dalam
(internal combustion engine) yang menggunakan (reciprocating pision) untuk pengubahan energi bahan bakar menjadi tenaga gerak.
Mesin pembakaran dalam yang umum dipake pada mobil adalah jenis mesin bensin dan mesin diesel.
Karakteristik mesin bensin:
-Speednya tinggi dan tenaganya besar
-Gampang pengoperasiannya
-Pembakarannya sempurna’
-Biasanya dipergunakan sebagai mobil penumpang/angkot, mobil truk kecil, dan sebagainya.
Karakteristik mesin diesel:
-Efisiensi panasnya tinggi
-Irit bahan bakar
-Speednya Iebih rendah dari pada mesin bensin
-Lebih berisik karena getaran yang besar
-Harga yang lebih mahal
-Biasanya dipergunakan untuk kendaraan jarak jauh
Rem
Fungsi rem adalah untuk mengurangi kecepatan atau untuk menghentikan roda sekaligus.
Rem merupakan bagian yang terpenting pada kendaraan pada saat berada di jalanan yang padat, karena apabila kita Ialai merawat rem, hal ini dapat mengancam jiwa si pengemudi dan pemakai jalan yang lainnya.
Jenis rem yang umum di kenal pada sepeda motor yaitu :
a. Rem tromol
b. Ram cakram mekanik
c. Rem cakram hidrolis
a. Rem Tromol
Ada dua sistem prinsip kerjanya yakni :
1) Single leading shoe:
Sebuah shock (breaker cam) yang digerakkan oleh kabel rem atau tongkat rem, berputar menekan sepatu rem sehihgga bersinggungan dengan tromol rem. Kanvas rem yang melekat pada sepatu rem memberikan tekanan gesek melawan perputaran tromol rem.
2) Doubel leading shoe:
Dengan adanya lengan (arm) dan dua buah “breaker cam” memungkinkan untuk menggerakkan kedua kanvas rem secara merata dan lebih efektif bila dibandingkan dengan sistem single leading shoe.
b. Rem cakram mekanik
Kabel rem akan menarik tuas rem (brake arm) ke atas, pergerakan/perputaran tuas rem mendorong “thrust plate guide” ke depan sehingga pad menempel ke atas cakram. Pada rem depan sepeda motor yang menggunakan rem hidrolis tidak memerlukan penyetelan, apabila daya pengereman sudah mulai berkurang perlu diperhatikan hal sebagai berikut.
1) Minyak pelumas di dalam tabung hidrolisnya, dan minyak habis atau sudah mulai berkurang dari batas minimum, maka oli harus ditambahkan Iagi.
2) Kemasukah angin palsu, maka angin ini harus dibuang dengan cara membuka baut holder pembuang udara, kemudian pasangkan pipa plastik bening dan hubungkah dengan amber yang berisi air, selanjutnya lakukan penekanan pada pegas rem berulang-ulang sampai terlihat pada permukaan air keluar gelembung udara, apabila gelembung udara sudah terlihat habis dan sudah terlihat oli mulai keluar, maka secepatnya baut holder ditutup kembali, pada waktu menutup baut holder pegas rem harus ditekan keras-keras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar